Ad Code

Responsive Advertisement

Tahun Baru dan Kue Ulang Tahun #2

 

Rencana yang aku minta diiyakan olehmu dengan penuh kelembutan membuat hatiku berbunga-bunga. Aku semakin yakin bahwa kamu adalah doa yang Tuhan wujudkan, aku pun semakin rajin mengirimkan bacaan surah yasin untuk kelancaran rezekimu. Betapa aku mengemis kepada Tuhan agar pintu rezekimu dibukakan dari arah mana saja, aku sungguh-sungguh ingin menjadi istrimu secepatnya. 

 

Namun, siapa yang menduga semua yang aku minta merupakan hal yang berat untuk kamu lakukan dengan dalih, kamu berat melakukan rencanaku, sehingga kamu mengubah karena itu harusnya menjadi rencanamu, bukan aku. Apakah begitu sulit untuk membahagiakanku? Membuat aku merasa diprioritaskan, apakah berat bagimu? Menerima saranku sekali saja, apakah berat bagimu? 

 

Aku bimbang apakah harus tetap mentirakatimu, bukan karena aku merasa kelancaran rezekimu karenaku tapi aku harus memutuskan untuk benar-benar bisa melupakanmu dengan cara tidak lagi menyebut namamu dalam doa-doaku. Untuk tirakat, itu adalah bentuk usaha untuk meraih ridho dan cinta dari Allah. Semua yang diberikan adalah bentuk cinta kepada hamba-Nya, bukan karena hamba-Nya. 

 

“Aku tidak keberatan kalau kekasihku menggunakan uangku untuk laundry, karena malas mencuci, karena rezekiku adalah rezekinya juga” sebuah ungkapan cinta dari seorang lelaki kepada perempuannya lewat di beranda instagramku pagi ini. Wow! Lelakinya tidak keberatan meski harus berjuang mati-matian mencari rezeki demi perempuannya. Ini digunakan oleh perempuannya, bukan untuk keluarganya. Namun, lelakinya begitu ikhlas karena merasa rezekinya bukan semata-mata haknya, ada juga hak orang-orang terdekatnya.

 

Sedangkan aku, aku hanya memintamu membeli kue yang lebih mahal lima puluh ribu dari kue yang kamu beli, tapi kamu tidak bisa dengan dalih uang tersebut bisa digunakan untuk membeli beras, dan minyak. Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku sedikitpun ketika kamu membeli kue hasil saran dari keluargamu. Aku sangat kecewa. 

 

Kekecewaan mengantarkanku kepada berpikir ulang, apakah aku yakin bisa tetap berada di sampingmu dengan waktu yang lama dan hidup bersamamu di kotamu yang jauh dari keluargaku. Aku menemukan bahwa aku tidak siap berada di lingkunganmu yang sangat bisa mendiktemu dalam melakukan apa pun, ini baru masalah kue kamu dengan mudahnya digiring tanpa menyadari ada aku di dalam rencanamu. 

 

Baiklah! Di tahun baru, aku harus menata ulang doaku, doa yang di dalamnya tidak ada lagi namamu, tidak ada lagi kiriman surah yasin setiap selesai sholat asar untuk memudahkan rezekimu, dan tidak ada lagi kiriman surah Al-Fatihah. Kue ulang tahun tersebut menyadarkanku bahwa ada doa yang perlu ditata ulang di tahun ini. 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar