Ad Code

Responsive Advertisement

Relawan Pendidikan



 

Kalisa, perempuan yang teguh akan pendiriannya untuk melestarikan minat baca anak, memutuskan untuk mengikuti seleksi menjadi relawan Pengajar Muda yang sedang dibuka oleh Yayasan Indonesia Mengajar. Di sana ia harus bersaing menjadi yang terbaik agar bisa lolos menjadi relawan. Terhitung ada 7800 peserta yang mendaftar, dan yang lolos ke tahap kedua sekitar 250 orang. Seleksi yang berlangsung berbulan-bulan menyisakan 40 pemuda dari seluruh Indonesia bahkan mancanegara, dan syukurnya dirinya merupakan satu di antara empat puluh pemuda tadi. Kalisa berjuang dengan tekad ingin berjumpa anak-anak pedalaman Nusantara.
 

Proses seleksi yang panjang tidak berakhir. Empat puluh pemuda tadi harus mengikuti kelas daring karena virus corona mengharuskan semua orang untuk menjaga jarak. Hanya saja,  belajar tetap akan berjalan karena banyak cara yang bisa ditempuh terlebih lagi, di era digital yang canggih. Seluruh pemuda berkolaborasi dengan ide-ide yang menakjubkan, dan ternyata pemuda yang terpilih memang yang terbaik. Mereka membuat Indonesia bangga dengan prinsip akar rumput yang mereka pegang.

 

Diskusi hingga larut karena perbedaan waktu yang sangat mencolok: ada yang berasal dari barat, tengah hingga timur Indonesia. Namun, hal tersebut tak lantas menghadirkan alasan untuk bolos dalam membersamai dengan hadir utuh adalah pegangan dari masing-masing mereka. Membahas tugas-tugas kelompok, sampai membahas perlengkapan yang harus dibawa ketika karantina menjadi pembahasan hangat. Satu per satu menemukan teman yang bisa diajak untuk cerita perihal luka yang sedang dibalut, dan lama-lama ikatan emosional terjalin sampai di Ancol Jakarta.

 

Kelas luring pun tidak ingin ketinggalan. Untuk membangun keintiman antar Calon Pengajar Muda, mereka wajib belajar bersama untuk melatih kemampuan kolaborasi. Maklum saja mereka akan dibentuk ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan penempatan masing-masing dan hanya teman kelompoknyalah tempat berpulang satu-satunya untuk berkeluh kesah. Selama mengikuti pelatihan luring, mereka harus bangun subuh untuk sholat dan dilanjutkan dengan olah raga yang sangat berat bagi yang malas menggerakkan tubuh sebelumnya. Setelah rangkaian kebugaran selesai, sarapan pun tiba, yaitu nasi dan daun pepaya rebus yang menemani pagi mereka.


Makan, mandi, dan lanjut kelas lagi adalah rutinitas yang menyenangkan buat orang-orang berjiwa pembelajar. Kelas diwarnai dengan suasana yang begitu menyenangkan. Ada kertas plano, pewarna pensil, dan krayon yang sangat mencuri perhatian mereka yang berjiwa seni. Materi diberikan dengan sangat lengkap, dan dilanjutkan dengan penugasan yang tidak disadari bahwa itu tugas, sehingga terlihat dari raut-raut wajah yang begitu semringah dalam mengelaborasi ide. 

 

Para Calon Pengajar Muda menikmati setiap proses yang dialami. Meskipun demikian, benturan-benturan tidak pernah lepas dalam merayakan kehadiran mereka. Belasan purnama  dijalani bersama dengan empat puluh pemuda tangguh yang di dalamnya ada tangis, tawa, lelah, bimbang, marah, senang, serta takut, dan juga tanpa rasa turut andil membentuk mereka. Sebentar lagi mereka akan mengenal teman satu penempatannya, dan sebentar lagi mereka juga akan mengetahui ke mana arah langkah kaki diayunkan.

Posting Komentar

0 Komentar