Ad Code

Responsive Advertisement

Sarapan


"Sarapanlah agar tidak tamak."

Membaca kalimat diatas membuatku tergelitik. Jangan-jangan ketiadaan waktu sarapan yang membuat kita menjadi tamak.

Aku ingin bercerita tentang sarapan pagiku. Dengarkanlah.

Pagi selalu bisa mengukir senyum diwajah manisku. Apatah lagi ditambah dengan puisi yang selalu kau kirim disetiap pagi menyapa. Membuat pagiku menjadi syahdu sembari mendendangkan irama ilalang yang bergoyang dengan gemulai dan angin yang bertiup sesuka hatinya. Pagiku berpuisilah, karena kau adalah puisiku.

Dini hari merupakan waktu yang paling ku suka jika kita harus memilih bagian dalam sehari. Bangun, meneguk air putih, meminum perasan air jeruk bercampur sejumput garam, dan melakukan ibadah sunnah setelah selesai aku akan memasak sayur dan lauk pauk untuk makan seharian (makan pagi dan siang).
Hal ini aku kerjakan sebelum jam empat subuh, karena setelah itu aku akan mengikuti program camp, sholat subuh berjamaah, baca Al-quran dan absen camp, kalau terlambat siap-siap mengantongi poin (hapalan lima puluh vocabulary, pidato resmi depan teman camp, pidato resmi depan jalan besar atau cuci kamar mandi hingga kinclok).

Rentetan kegiatan camp akan berlanjut sampai sekitar jam enam pagi berhubung aku memiliki kelas pagi hampir satu setengah jam durasinya, kelas yang merupakan bagian dari program camp. Selanjutnya aku akan memanjakan diriku dengan memberikannya waktu menonton youtube sejam lamanya. Dan akan kembali lagi belajar materi PG sebelum kelas, jika jam telah menunjukkan pukul delapan aku akan segera bersarapan karena aku merupakan seseorang yang ketat terhadap jadwal makan.

Sarapan sangat penting buatku. Dengan bersarapan aku akan menekan keinginan jajan kue bolu atau roti coklat, berhubung kedua makanan ini adalah jenis makanan yang sulit untuk ku hindari, benteng pertahanannya adalah sarapan, dengan sarapan juga aku bisa tetap bugar saat kelas. Karena kalau lapar aku orangnya rese.

Posting Komentar

0 Komentar