Senyum. Baiklah Ju, aku ingin berbincang sembari langkah kaki kita beriringan mengelilingi lapangan ini.
Aku: "Ju, apakah kau pernah merasa lelah? Capek? Putus asa? Atau Jenuh? Dan mengambil keputusan ingin berhenti melangkah?"
Ju: "Iya, sekarang aku lagi diposisi itu"
Aku: "Ju, ambillah jatah istirahatmu, berebahlah di tilam kesukaanmu, bermanjalah dengan kamarmu, kemudian keluarlah dan lihatlah senyum orang-orang disekitarmu"
Ju: "Aku, malas melakukan itu, intinya sekarang aku hanya ingin tiduran dan melupakan apa yang pernah ku jalani."
Aku: "Tidak mengapa, silakan saja. Kalau memang itu bisa membuatmu lega dan bisa membuatmu kembali menatap langit biru nan tinggi, seperti mimpimu dulu. Kau ingatkan?"
Mengambil spasi, boleh-boleh saja yang penting tau waktu memulai kembali untuk bisa menorehkan titik. Huruf yang terangkai belum mampu membentuk kalimat, masih kurang predikat, objek bahkan keterangan untuk menambahkan maksud yang ingin disampaikan. Sudah mengeja sejauh ini, terlalu sayang jika dibiarkan tidak memiliki makna. Toh, kalimat itu adalah rangkaian kata yang bermakna dan berpola subjek, predikat bahkan objek.
Aku: "Ju, ayo kita memulai kembali merangkai kata. Kata yang kita rangkai dari langkah kaki kita bersama."
0 Komentar