Ad Code

Responsive Advertisement

Cinta adalah keputusan.


Celetukan mba Via di kelas PG kemarin masih teringat jelas di pikiranku.

"Cowo, ya memperjuangkan bukan melepaskan"

Ia melontarkan kalimat itu tepat setelah nelson berkata.

"Jika jatuh cinta hanya ada dua pilihan, menghalalkan atau melepaskan".

Menarik, kata-kata mba Via. Iya, lelaki itu dilihat dari omongannya yang ditunjukkan melalui tanggung jawab bukan dari sifatnya yang enteng sekali mengalah untuk membenarkan kemalasannya dalam berjuang. Belum bergerak sudah bilang tidak mampu, lantas menjadi korban dari perasaan lalu pergi mencari yang lain dengan menurunkan standarisasi. Ini mah pengecut, pecundang dan penghianat.

Sesaat kelas PG kami meledak dengan tawa yang mengelegar sambil hina-hinaan yang menurut kami hanya sebatas candaan untuk mengakrabkan diri meskipun tak jarang sakit mengerogoti hati, disini mental dibutuhkan. Belum lagi jika hanya mampu menjadi pihak yang terbully bisa-bisa nangis darah atau marah selama sehari kalau aku hanya nangis tidak sampai berdarah.

Menghalalkan. Aku sebenarnya risih dengan kata-kata ini "menghalalkan" jadi maksudnya perempuan dan lelaki yang menaruh rasa itu haram? Begitu? Bukankah cinta itu anugerah dari Tuhan yang tidak semua dari kita mampu merasakannya. Lantas, ringan sekali berucap haram. Duh! Pola pikir yang seperti ini selalu menganggap negatif perihal rasa. Mereka harusnya berpikir negatif dengan diri mereka sendiri yang menodai rasa cinta dengan tindakan-tindakan duniawi semata.

Lucunya lagi. Kata-kata menghalalkan selalu menjadi momok yang harus segera diwujudkan meskipun kondisi belum memungkinkan. Hello kitty? Selemah itu kah manusia. Tolonglah berhenti menggunakan kata-kata yang kita sendiri belum paham maknanya.

Melepaskan. Wah! Ini salah satu kata yang kadang membuat darahku mendidih hingga melepuhkan dada. Bagaimana bisa seseorang yang jatuh cinta begitu mudah menyerah dan mengalah hanya demi alasan tidak masuk akal. Semisal: masalah pendidikan, sosial keluarga, gaya hidup, harta dan yang paling menyakitkan yaitu kata "ketidak cocokan" Wow! Ingin rasanya aku berkata lembut. Geram.

Cinta tidak mengenal kata-kata tersebut jika sudah diikat dengan keputusan. Karena cinta adalah keputusan. Cinta akan gampang berubah-ubah jika tidak dilandaskan dengan tekad dan tanggungjawab utuh yang dibuktikan dengan keberanian mengambil keputusan.

Posting Komentar

0 Komentar