Ad Code

Responsive Advertisement

Berkisah


Tulisanku adalah kisah yang ku amati, alami dan rasakan secara langsung. Aku senang mendengar orang berkisah, aku senang berkisah dan aku senang bertukar kisah.

"Manusia adalah Homo Narrans. Yakni makluk yang saling bertukar cerita atau narasi." (Borman, 1985)

Aku sering mendapatkan masukan agar berkisah di depan banyak orang karena itu merupakan kelemahanku. Menceritakan diri sendiri merupakan hal tersulit bagiku. Jika sedih aku akan lari ke tulisan (puisi) dan jika marah (narasi tertutup). Tulisanku selalu menggunakan diksi yang bermakna bias. Sangat cari aman, bukan.

Tulisanku hanya sebatas menumpahkan rasa yang mana aku gagal melisankannya. Aku terbiasa mendengar dan lupa bercerita. Teman ceritaku hanyalah pena dan buku. Aku ingat saat diundang di radio venus Makassar sebagai perwakilan penulis muda (sebenarnya aku heran kenapa seniorku menunjukku sebagai perwakilan padahal aku belum menerbitkan tulisan apa-apa hanya sekedar menulis belum penulis) penyiarnya menanyakan tentang apa yang melatarbelakangi diriku menulis. Jawabanku spontan, karena aku tidak bisa meluapkan perasaanku kepada telinga manusia jalan satu-satunya adalah cerita kepada pena dan kertas.

Berkisah. Bukanlah hal yang mudah meskipun kita mahluk Homo Narrans. Apalagi bagi sebagian manusia pemalu, pendiam, penyendiri, penakut, peragu dan yang parahnya lagi bagi mereka yang overthinking karena setelah bercerita mereka akan sangat lelah bukan perihal buka mulut hanya saja perihal berpikir yang tidak-tidak setelah bercerita. Misalnya: mereka sudah tau diriku, burukku, kelemahanku, kebodohanku, kesalahanku dan sisi-sisi lemah yang lainnya. Ini semua karena rasa takut kehilangan bersebab ditinggalkan setelah mereka tulus bertutur tentang dirinya apa adanya. Jarang manusia di muka bumi ini mampu memanusiakan manusia terlebih saat mereka sudah tau kartu as-nya.

Mereka yang berani bertutur luwes adalah seorang pemberani yang tidak takut kehilangan lagi karena kehilangan adalah awal semester untuk memasuki pembelajaran baru dan menerima materi yang lebih sulit lagi. Selamat belajar menjadi pencerita untuk kisahmu. We are Homo Narrans.

Posting Komentar

0 Komentar