Ad Code

Responsive Advertisement

MALAM = DIRI MU



Aku mencintai malam, untuk tenang ku

Sepi. Rasa yang tak mampu untuk ku buat jauh dari batin ini. Entah sudah berapa malam ku rasakan rasa ini. Menyiksa !

Mungkin saja rasa ini lagi memberikan simbol ya? Ha! Diam dia tak akan ku ingat lagi. Sekali pun dia ada di depan mata ini. Tapi, apa aku bisa. Apa aku sanggup? 

“Terbaring kebinggungan” . aku binggung dengan semua ini. Kalau bisa di ulang kembali aku tidak ingin keakraban di antara kita. Kau sosok yang tak bertanggung jawab akan hal ini, pergi kau!

Membanting bantal doraemon kesayang ku. Aduh emon kamu terbanting, maafin aku yah!. 

Berdiri mencoba mendekati jendela. Bintang terlihat sangat indah seindah rasa ku saat malam itu bersamanya. Sekalipun aku kelelahan duduk manis di belakang mu namun, aku bahagia. Terima kasih untuk rasa yang kau berikan  pada ku. Sekali pun aku tahu rasa mu dan rasa ku itu beda. Tapi biarkan aku terus merasakannya. Aku mohon untuk itu.

Sayang malam ini aku tak kuasa memandangi bintang yang terlanjur indah dalam hadirnya untuk malam. Bintang adalah ciptaan Allah Swt. kedua yang aku sukai setelah malam. Bintang mampu memberikan aku peluang untuk menatap langit yang gelap bersamanya. Tanpa bintang peristiwa itu mungkin tidak akan pernah ku rasakan. Aku jatuh cinta pada bintang saat malam itu. 

Bintang yang mampu membuatnya mengenderai motor dengan sedikit melambat. Kau tahu saat kau mengenderai motor dengan sedikit lambat, aku sungguh bahagia. Kebahagiaan ku saat melihat mu menatap langit dengan bintang sebagai hiasannya. Kau menatapnya begitu bahagia. Kau tahu, kau mampu mengalihkan pandangan ku akan bintang. 

Aku seolah melihat bintang yang begitu berbinar saat kau di depan ku. Walaupun aku menatap mu dengan mencuri waktu saat kau asik menatap bintang. 

Jendela ini kenapa harus memanggil ku, dan bintang malam ini kenapa begitu banyak. Tak tahukah kamu aku lagi berusaha untuk menghapus sosoknya dari minda ini. Itu bukan hal yang mudah. Aku dengan segenap kuasa yang ku milki berusaha keras membuangnya sebagai mana dia dengan gampangnya membuang ku.

Ha!!! Sakitnya. Kenapa harus dia yang mampu membuat ku teriak dalam diam, kenapa harus dia yang mampu membuat ku menangis dalam tawa. Sungguh kau musuh bagi hati ku. 

Malam aku mohon hapuskan kenangan itu. Malam kau tahu aku sangat menyukai mu. Karena kau selalu menjadi teman baik ku kala insomnia bertamu menemui ku hingga fajar datang. Malam kau mungkin tak kan pernah tahu betapa sayangnya aku akan hadir mu. 

Tapi kalau kau tak mampu untuk menghapus kenangan itu untuk ku. Maka aku mohon kuatkanlah aku untuk bisa menatap langit mu yang bertabur bintang. Karena aku sungguh telah jatuh cinta kepada mu wahai malam.

Ha! Sudah pukul 02.00 dini hari. Aduh malam, sekali lagi kau menemani ku. Kau memang sesuatu buat ku. Tak pernah lelah menemani ku dalam diam ku, dalam sepi ku. Kau terus dan terus menjadi teman ku. 

Jendela maafin aku ya! Aku mau berebah dulu ketemu sama tilam yang dari sejak tadi mempesona ku untuk berebah di pangkuannya. 

Tok” bunyi yang di hasilkan dari tutupan jendela. 

Ha!! Akhirnya tilam ini mampu mempesona ku. Emon kamu di mana, ha ini pun kamu. Ayo tidur ha.
03.00 dini hari. Aduh sudah jam segini aku masih saja belum mampu untuk terlelap. Dan satu hal yang membuat ku bertambah parah. Aku tiada mampu membuang sosoknya dari minda ini. 

Ya Allah kayaknya kan lebih bermanfaat subuh ini jika aku bersujud memohon doa kepada  Mu Sang Pencipta ku.

Aduh, dingin. 

“siiiiirrrr” sambil mengambil air wudhu.

Ha selesai, mukenah ku mana yah?

“plok, emm ini dia ni mukenah warna pink kesukaan ku”.

Allahuakbar . . .

Tepat jam 04.00 dini hari. Sholat tahajud sudah ku laksanakan dengan penuh hati-hati takut kalau tidak khusyuk. Tapi Alhamdulillah aku bisa khusyuk. 

Waktunya untuk membaca materi kuliah untuk  nanti pagi. Ini waktu yang tepat, karena otak masih segar ni. Buku kalkulus mana yah?. 

“aku pasti bisa..” bunyi nada handphone milik ku yang menandakan ada pesan yang masuk.
Siapa yah masih subuh begini sudah mengirim pesan.

“Aline sudah bangun”

Ya Allah aku sungguh tak kuasa menerima pesan darinya. Kenapa dia harus mengirim pesan ini. Aku tidak menginginkan ini. Sungguh kau merusak hari ku.

Aku sudah kehilang mood untuk belajar. Maafkan aku, aku tidak akan pernah membalas pesan dari mu, karena itu akan semakin membuat ku sakit. Maafkan aku.

Non-aktifkan handphone gengam ku mungkin adalah hal yang baik untuk ku lakukan sekarang agar semua pesan mu tidak akan menganggu ku. Maafkan hamba Ya Allah yang telah berani mencintai sesosok manusia dengan begitu dalamnya. Hamba takut Ya Allah.

Kau jahat bagi hati ku. Kau tak layak untuk ku ingat apalagi untuk ku cintai. Aku mohon pergilah jauh dari ingatan ku. 

Aku ingin belajar. Tapi kenapa semua tulang-tulang ini serasa lemah tak berdaya saat pesan dari mu masuk. Aku takut.

Aku bisa. Pasti bisa. Mencari laptop kesayangan ku, mencoba untuk menulis. Seperti biasa, jika jiwa ini tak tenang pelarian ku adalah dengan menulis. Menuliskan semua rasa ku saat ini.

Menulis dapat membawa ku ke alam yang mampu membuat ku sedikit tenang. Tenang dalam artian dapat menumpahkan keluh kesah, bimbang yang menghantui batin ku saat ini. 

Aku terus menulis sambil air mata kepedihan turut hadir menemani ku saat ini. 

Maaf ya wheti ku, aku menangis lagi di hadapan mu. Aku sudah berusaha untuk tidak nangis, tapi sungguh perih ini tak mampu ku bendung. Aku sakit wheti, aku sakit yang teramat. Sungguh.

Entah sudah sejauh mana kekuatan ku berusaha untuk menghapusnya. Namun, sosoknya belum mampu ku dalete dari benak ini. Aku takut wheti, aku takut sekali. Tapi semoga kamu tidak membuat ku sakit layaknya dia yang membuat ku luka seperti ini.

Allahuakbar Allahuakbar . . .

Ternyata azan telah memanggil ku, wheti aku sholat subuh dulu yah!

Wheti aku sudah sholat. Aku lanjut lagi ya wheti curhatnya. 

Wheti dia telah membuat ku terluka dengan status yang barusan tadi sore dia buat. Wheti statusnya itu berbunyi “aku juga suka hujan”. Wheti tahu tidak, ada seseorang yang aku kenal yang juga suka akan hujan. 

Jujur dengan status itu aku sangat terpukul. Aku terpukul akan itu. Lebih tepatnya aku cemburu. Aku cemburu dan teramat cemburu. Ternyata dia menyukai sosok yang ku kenal akrab itu. 
Wheti, entah aku harus bagaimana dengan kondisi ini.

Tapi wheti kalau di pikir sih, aku tak punya hak untuk cemburu. Dia tidak pernah sedikit pun mengatakan kepada ku tentang posisi yang istimewa di hatinya. Walaupun aku sudah memberikan posisi terindah untuknya di hati ini. 

Tapi, dia tidak pernah tahu akan rasa ini. Seistimewa apa pun dia, dia tidak akan pernah tahu. Lantas kenapa aku harus cemburu dan sakit ya wheti. 

Ha! Kok aku jadi begini. Wheti, kenapa aku mencintai dia tak pernah sedikit pun memikirkan ku bahkan untuk mengingat ku saja sulit ku duga.

Wheti, mulai hari ini bantu aku yah! Dalam hal melupakannya. Aku butuh dukungan dari mu wheti. Meski pun kau tak akan pernah bisa berbicara dan melontarkan beribu kata-kata motivasi untuk membuat ku kuat. Tapi aku butuh kau selalu ada di samping ku saat aku ingi menuliskan kisah ku. Kau satu-satunya yang akan selalu ada untuk mendengarkan kisah ku.


Posting Komentar

0 Komentar