Ad Code

Responsive Advertisement

belajar menulis



Dirinya ku cerita agar aku kuat.

Ditengah tatapan indah mata mu. Aku tak kuasa untuk tidak mengetarkan hati ini yang kaget dengan indahnya rasa yang kau beri lewat tatapan mu. Mungkin tidak pernah kau bayangkan betapa rasa ini ingin diketahui oleh mu. Tapi, yah! Aku bukanlah tujuan hati mu. Aku hanya pengisi kekosongan tanpa sosoknya. 

Namun akan ku coba untuk terus tersenyum karena hati ini sudah terlatih kokoh hanya karena rasa indah yang kau berikan. Aku takkan lelah untuk terus tersenyum karena lewat senyuman ini kau takkan tahu betapa sakit yang kurasa dengan rasa yang kau berikan. 

Entah apa yang menguatkan ku dengan tegarnya bertahan pada satu rasa untuk mu. Sedang aku tahu dengan saksama bahwa kau menyukai sosok gadis ayu yang selalu menemani hari-hari mu dan itu bukan aku.

Sangat tidak nyaman rasanya untuk lalui itu semua tapi apa daya, aku juga tidak ingin jauh dari sosok mu. Kau tahu ? tiap kata yang kau ucapkan kepada ku itu semakin menambah kuat rasa ini untuk terus hidup pada bayang rasa untuk mu. Kau tahu? Kau bagaikan mentari pagi, menerangi lorong kelam lagi sunyi yang selama ini ku lalui.  Melenyapkan kedukaan yang bagai berkurun lama memenjara jiwa ku dalam sepi. 

Itulah sosok mu untuk ku. Aku tak punya alasan kenapa aku mampu dan mau untuk sakit dengan menjalani ini semua. Tapi satu yang ku yakini jodoh takkan kemana, aku percaya itu. Itulah yang mampu membuat ku bertahan di tengah padang kesakitan penuh keresahan ini. 

Pandanglah ke dalam mata ku. Selamilah jauh hingga ke dasarnya. Pasti yang akan kau lihat adalah rindu ku terhadap mu. Tapi, apakah getaran rasa yang meruntun di hati ini hanya aku saja yang merasakannya. Aku tak tahu hati mu untuk siapa? 

Menjalani hari ku dengan senyumanan penantian untuk suatu kejelasan yang ku harap akan sama dengan keinginan ku. Dari kejuahan aku memerhatikan sosok mu yang mungkin tak pernah sedikit pun memerhatikan ku. Yah! Itu resiko yang harus aku tanggung sendiri karena sudah berani menghadirkan rasa di hati ini. Aku tak kan pernah lelah menunggu hingga waktu membuktikan bahwa kau juga merasakan rasa yang ku rasa. 

Namun di hati ini sering saja muncul kata, Aku sudah tak kuasa berkawan dengan angan-angan bertemankan bayang-bayang. Namun ku yakini bahwa kau bukan bayang-bayang semu tapi tujuan yang membutuhkan sedikit waktu untuk bisa mengapainya. Kau tahu? Dengan begitu sedikit sakit di benak ku mampu ku redam. Tapi, siapa yang mampu mengira bahwa aku cemburu dengan tingkah mu yang menyamaratakan semua sosok hawa yang ada di sekeliling mu. Aku cemburu dan teramat cemburu. Tapi satu hal yang ku pegang teguh kalau kau memang tercipta untuk ku. Biar bagaimana waktu mempermainkan peran perasaan yang ada di hati kita. Pada ujungnya kita akan berada pada satu ikatan yang sakral.

Dia yang ku cerita kepada mu. Orang yang ku sangkah kau menitipkan rasa kepadanya. Aku tak tahu benar tentang rasa yang kau miliki. Namun, aku mencoba bercerita kepada mu tentang dia yang mungkin kau suka. Di setiap cerita yang ku ukir untuk kau dengar mengandung banyak rasa perih membumbuhinya. Namun, aku akan tetap tersenyum layaknya aku yang biasa. 

Namun, siapa sangkah hati ini menangis manahan sakitnya perih yang ku ciptakan sendiri demi bercerita kepada mu. Kau tahu? Aku teramat merindukan tatapan indah milik mu. Aku akan sanggup untuk bercerita panjang kali lebar walaupun di dalam cerita ku itu akan membuat ku sakit sendiri. Tapi yang pasti aku akan dekat dengan mu saat aku bercerita tentang dia.

Posting Komentar

0 Komentar