Ad Code

Responsive Advertisement

rindu aku . . .

Langit sudah tak berdaya akan mentari yang meninggalkannya. Sendiri di tengah gulita yang pekat. Masih saja bola indah ini tak kuasa untuk terlelap. Mungkin ini ulah dari memorizes about you  . . .
Ha . . . terasa lelah tanpa bekerja, lelah yang teramat terasa. Di tengah gulita ku berharap ada suluh yang datang, tapi itu tak mungkin terjadi. Rasa ini resah entah aku pun tak mampu mengartikannya. Walau demikian remember of you can make me happy so long but I’m sad so sad I don’t know why? Ku selalu berharap kehadir mu di tengah kerapuhan batin ini, karena hanya sosok mu lah yang mampu mengangkat ku kembali ke puncak kebahagia layaknya seorang putri ketemu dengan pangeran hatinya di dalam sebuah dongeng masa kecil ku.
Namun harapan itu terus dan terus menunggu hingga aku sendiri pun  tiada daya akan mengetahuinya akan waktunya. Ku bertanya entah harus kemana. Tak ada yang mampu untuk menjawabnya. Berjalan dalam kesepian tanpa hadir mu. Bagaikan seng yang tegar menghadang panas dan hujan badai. Terlihat kukuh berdiri tapi sayang dia akan berkarat dan akan hancur tertelan oleh waktu.
Jujur jiwa ini sangat merindukan mu, rindu yang ku gambarkan layaknya bumi yang besar, lebih besar  dari bumi rasanya tiada yang mampu mengalahkan rasa rindu ini pada mu. Rindu, rindu, rindu aku rindu pada mu. Ku mohon jabah lah rindu ku pada mu hanya itu pinta ku tidak lebih.
Rindu aku rindu. Di tengah sepi yang penuh dengan suara malam kala ini, ku tak kuasa untuk tidak mengingat mu yang telah menanamkan kenangan kurang lebih sepuluh tahun silam. Sekali lagi aku rindu, rindu yang teramat hingga bibir ini sungguh tak kuasa untuk bisa mengungkapkannya lewat suara lirih milik ku.
Aku yakin kau ada untuk mendengarnya. Aku juga yakin keinginan kita sama. Hanya saja lagi-lagi ada variabel yang membuat kita harus jauh terpisah oleh kokohnya bentang yang telah di bangun untuk mu dan untuk ku. Aku merindukan mu . . .

Posting Komentar

0 Komentar