Ad Code

Responsive Advertisement

Ibu



Kaliku. Bermanja dengan mengelus-ngeluskan kepalanya ke mukaku disetiap dini hari, tidur tepat disebelahku setiap malam tiba, bangun saat azan berkumandang. Tak jarang hadir mengikuti program pagi. Sekali lagi dia adalah Kali si cantik dan pintar.

Aku selalu dibuat rindu dengan semua tingkahnya, mulai dari manja, lincah, pintar dan sabar. Seolah paham akan bahasa lisan dan juga bahasa tanda. Aku ingat benar ketika dia lapar dan aku berkata "kali sabar ya, nanti baru dibelikan pindang karena sekarang aku lagi tidak punya uang. Kali belajar makan tempe ya" dan dia menurutinya.

Kali. Setiap ada kucing yang diajak ke asrama tidak akan ada yang betah, karena Kali tidak menyukainya. Kali memang pencemburu, apalagi kalau kucing tersebut ku gendong dan ajak bermain tepat di depannya. Bisa ku tebak dia tidak akan mendekatiku selama seharian. Dia kucing pertama yang membuatku sadar bahwa kucing memiliki rasa keterikatan yang kuat dengan manusia.

Kali. Aku belum bisa percaya sekarang kau sudah bertumbuh lebih cepat dari yang ku kira. Kini, ada dua bayi kecil yang kau peluk kala tidur, kau susui ketika mulutnya terbuka, kau gendong ketika jatuh, kau bersihkan saat pagi tiba. Kali, dulu ku kira kau tidak akan tahu bagaimana menjadi Ibu, karena kau terbiasa bermanja dan tak ingin punya teman. Kau juga mewujud kucing perempuan cantik yang digemari hampir seluruh kucing tetangga dan kau sering sekali jual mahal. Dan akhirnya berani mencintai babi yang kini menjadi ayah dari bayi-bayi mu. Babi tidaklah ganteng, dia jantan yang biasa-biasa saja, hanya saja babi selalu sabar menghadapi tingkahmu dan selalu ada menunggu disetiap pagi dan petang hingga kau jatuh cinta dengan ketangguhannya dalam mencintaimu.

Kaliku. Aku sedih sekaligus bahagia melihatmu menjadi Ibu, nak. Aku sedih saat melihat mu panik dan berlari cepat ketika jeritan munggil dari bayimu terdengar, aku sedih ketika kau baru saja mendekatiku dan suara munggil itu kembali terdengar, aku sedih saat melihatmu tidur dengan posisi badan yang sedikit telungkup karena harus melindungi bayi-bayimu dari terjatuh. Kali, aku sedih waktumu bermain dengan ku hilang bersebab kau menjadi Ibu.

Kali. Dibalik kesedihanku, kau memberiku pelajaran berharga bahwa jika kita telah diamanahi sesuatu kita harus bertanggungjawab dengan itu. Kaliku bertumbuhlah menjadi ibu yang baik. Aku sedang merindukanmu.  

Posting Komentar

0 Komentar