Ad Code

Responsive Advertisement

klarifikasi . . . tentang itu


O8.55 pm
Ada masalah buruk. Di tengah kegundahan hati yang sangat risau dengan hari esok, hari yang sangat mampu membuat diri ini berada dalam kelang kabut dunia kehidupan mahasiswa.  Kebisingan mesin yang terus beralun dengan harmoni tidak teratur. Gelap pekat akibat listrik padam. Semak jiwa tak kuat untuk di rapikan. Pancaran cahaya dari leptop mini di pangguan ku,  yang masih setia untuk ku sentuh dalam merangkai kata rasa ku. Mencari kata-kata yang tepat untuk di rangkai. Datang bisikan lirih milik lubang gelombang dahsyat.
We ada gosip mu tadi . . . dengan semangat yang menggebu-gebu turun dari motor
Dari mana ko kah malam-malam . . . dengan sedikit terperanjat.
Biasa dari ka rumah kedua ku . . . tersenyum sinis.
We, masa tadi toh ada gosip mu sama kak jusman . . . sedikit mengada-gada.
Apa kah . . . sedikit respon.
Nanti dulu dengar ko dulu punya ku . . . sedikit menggoda.
Ya lubang gelombang dahsyat mulai komat kamit dengan cerita yang sedikit pun belum mampu membuat kuping comel ini bergairah menangkapnya. Mencoba untuk memperhatikan, tapi tiada daya batin ini.  menahan sesak dada yang membuncah. Sekali lagi perhatian ini tak mampu berpaling ke arah abni yang sedang asik berkomat kamit sambil menunjukkan ekspresi selangit bak putri dongeng yang ketemu dengan pangeran hatinya. Begitu bahagia memceritakan kisahnya yang barusan berlalu bersama waktu.
Detik terasa jauh meninggalkan diri ini yang tak kuasa menari di atas lembaran kehidupan masa kini. Terdiam ku termanggu menanti nyaman menyapa perasaan lembut nan bimbang.  Ingin melangkah dalam khayal melambung bak balon udara. Bermain bersama awanan putih bening. Tertiup angin sepoi ibarat di pantai kutai. Semua itu indah, ingin ku seperti itu.
Ha suntuk terasa teramat mendekam perasaan ini. entah bagaimana rasa ini bisa pergi menjauh dari gumpalan daging ini. terasa ingin menjelma menjadi batu es beku agar tak mampu tuk merasa rasa kehampaan yang cukup mampu membuat ku diam dalam kebisingan. Hingga tiada kata yang mampu untuk ku rangkai. Di tengah khayalan batin gersang haus akan nyaman rasa, tiba-tiba ada kata yang mampu membuat ku kembali kealam nyata.
Kak harun tadi toh na gosip ko . . . mencoba menggoda diri ini untuk mendengar.
Apakah na bilang sama kau . . . mencari tahu.
Na bilang toh kau . . . ketawa lembut.
Apakah? bilang mi je . . . sedikit mendesak.
Nu pake namanya toh dalam . . . kembali ketawa.
Dalam apa kah . . . dengan nada yang sedikit tinggi.
        “Ku menungu ku menunggu kau putus dengan kekasih mu”
Nada pesan yang masuk ke dalam inbox saat diri ini sedang dalam ambang penasaran. Mencoba melihat pesan tersebut. dalam hati ini mencoba untuk menebak-nebak dari siapa geragan pesan tersebut.
Malam adinda . . . sapanya.
O dari kak harun . . . sedikit kecewa.
Terdiam mencoba mencari tahu kenapa rasa ini bertambah aneh dalam kehampaan sejak tahu kak harun berbicara tentang diri ini. takut akan suatu hal kecil yang mungkin saja nantinya akan membuat diri ini malu sendiri.
         “Ku menunggu ku menunggu kau putus dengan kekasih mu”
Nada tersebut terulang lagi. Mencoba untuk mendekat menengok pesan dari siapa. Ternyata datangnya dari orang yang sama yaitu kak harun.
Adinda ku, lagi buat apa ki ? lagi manulis ki kah . . . pesan singkatnya.
Dalam hati tiba-tiba merasa semakin aneh. Ada apa dengan kak harun bunyi pesannya betul-betul asing menurut batin ini.
Sayang pulang ma dulu na . . . sambil memutar motor miliknya.
Abni kenapa na pulang ma ko . . . mencoba menahannya.
Apa tidak nu perhatikan ja ka . . . sedikit sinis.
Aiii tidak begitu ada ji tadi pesan ku bela . . . mencoba memujuk.
Hahaha tidak ji, mau memang ma ka ini pulang . . . sambil melambaikan tangan.
Iye hati-hati ki di jalan . . . membalas lambaian tersebut.
Melangkah menghampiri leeptop. Aduh rasa gantung akan cerita abni tadi membuat batin ini semakin sesak untuk mengartikan semua kehampaan ini. hingga lelah sangat terasa tak mampu untu melanjutkan merangkai kata menjadi kalimat yang memiliki makna. Dengan keadaan leptop yang sedang dalam proses shut down  dan langsung mencari posisi berbaring ditemani bantal love merah jambu. terlintas kembali kata-kata yang sempat abni tuturkan. ‘ nu pake namanya toh di dalam . . .’. penasaran di dalam  apa yang di maksud oleh abni. Dalam kesendirian yang begitu mampu membuat minda ini melayang jauh ke luar alam bawah sadar ini, melayang ke tempat indah ingin sang jiwa.
Melihat sosok anggun yang mampu membuat jiwa ini resah setengah mati. Bermimpi untuk terukir di hatinya. Bermimpi untuk tertancap di pikirannya. Walaupun itu sangat jelas tidak akan pernah akan terwujudkan. Tapi mimpi itu indah dan mampu membuat ku merasa menjadi orang yang sungguhan dengan mimpi-mimpi yang ku miliki. Ya itulah aku yang selalu mampu untuk bermimpi di luar dugaan para penghuni benda bulat.
Tapi hati ini masih berada di posisinya semula. Bimbang akan kehidupan yang di pilihnya sebagai makhluk sibuk di muka bumi. Mana  harus belajar, buat tugas dan juga terus dan terus di hantui untuk selalu memikirkannya. Tiba-tiba muncul di Benak ini nama kak jusman yang selalu mampu membuat diri ini tertelap nyaman serasa di tilam hotel berbintang lima jika ingat dia. Kenapa tadi abni bilang kak harun gosip kak jusman dan diri ini, maksudnya apa ya?
Haaaa  mati ma . . . sambil membuang bantal love berwarna merah jambu
Pasti di dalam ,,, di dalam . . . dengan kebinggungan tingkat tinggi
Diri ini berbicara sendiri. Sadar akan maksud abni. Aduh rasanya tak ingin ketemu dengan kak harun. Aku tahu ada yang ingin kak harun katakan kepada ku tentang kak jusman yang selalu memenuhi setiap langkah kecil di setiap mimpi ku. Aduh malu ternyata kata tak berdaya untuk menyembunyikan maksud hati ini.
Seberapa kuat ku mencoba untuk lari dari rasa ini. seberapa kuat juga rasa ini mengejar ku. Hingga ku tak berdaya sadar akan hal yaitu ku tidak sedang bermimpi. Bermimpi dengan cara tertatih kusam dalam tinta print.
Tulisan yang sempat ku ketik beberapa paragrap langsung terhenti akibat kelalaian diri ini dalam mengolah kata menjadi makna yang tersirat. Iya dalam tulisan ku yang sebelumnya mengambarkan bagaimana diri ini mengidolakan sosok anggun miliknya. Ingin batin ini tidak ada seorang pun yang tahu, tapi tiada daya, itu sudah menjadi bahan ejek-ejekan dari kak harun pastinya.
Tak ingin menyalahkan diri ini sepenuhnya karena kata itu lahir dengan  sendirinya. Tapi diri ini tak akan bisa berhenti untuk terus bermimpi. Ku tak ingin karena semua itu aku berhenti untuk menulis karya yang sedikit mampu membuat ku berani untuk mempublikasikannya. Karena dia merupakan dalang sehingga ku mampu menulis dengan kecepatan tinggi saat memikirkannya.



Posting Komentar

0 Komentar