Ad Code

Responsive Advertisement

Pak Karto dan Tomat yang Kritis

Di kebun Pak Karto hiduplah tomat dan cabe. Mereka hidup rukun bertetangga, tidak ada marah yang ada hanya sapaan mesra disetiap pagi maupun petang menjelang malam. Mereka boleh berbeda bentuk dan nama namun tidak dengan fungsi, mereka tetap buah yang memberikan sumber vitamin dan serat kepada lambung-lambung manusia.

Tomat: Pagi Abe, wah warnamu sudah hampir utuh menjadi merah.

Cabe: Iya Mat, sebentar lagi aku akan memberi rasa dan warna di lidah para penikmat.

Tomat: Iya Abe, aku juga ingin sekali segera utuh agar bisa dipanen untuk memberikan manfaat dengan segala vitamin yang aku
miliki.

Tomat dan Cabe selalu bercakap-cakap hampir disetiap kesempatan yang ada, meskipun dunia bising dengan segala wacananya Tomat dan Cabe tetap senyap tidak bersuara sekalipun tetap bersembang. Tibalah waktu Cabe di petik untuk segera dinikmati oleh lidah-lidah munggil berdarah, dan segera di salurkan ke dapur-dapur berpetungku yang siap membakarnya demi menguatkan rasa yang dikandungnya.

Tomat ditinggal sendiri di luasnya kebun Pak Karto, tomat gagal panen hanya mampu menghasilkan beberapa buah di masa pendemi. Tomat terlihat sedih menanti tangan sang Tuan untuk memetiknya agar bisa kembali bertemu dengan cabe diulekan. Tomat menginginkan dirinya dimanfaatkan, karena itulah fungsi hadir di dunia. Vitamin C yang kaya di daging dan kulitnya mampu menguatkan sistem imun.

Pak Karto sedih meratapi tomat-tomat miliknya hanya saja Pak Karto binggung harus berbuat apa. Kini, tomat-tomatnya kritis, sayang tidak ada rumah sakit yang menyediakan unit rawat darurat buat para tomat yang sakit. Pak Karto mencela bibit tomat yang diberikan Fifun kepadanya beberapa bulan lalu karena tidak mampu bertumbuh dengan buah yang rimbun.

Pagi dan petang Pak Karto penuh dengan pertanyaan dan akhirnya melakukan perjalanan ke blitar guna belajar cara menanam dan merawat pohon tomat. Setelah belajar banyak dan paham benar mengenai tomat Pak Karto segera insaf dan menyadari bahwa dirinya tidak tahu banyak tentang dunia tomat. Kini, Pak Karto kembali ke kebunnya dan melakukan ritual perawatan agar para tomat bisa mengasilkan buah lagi. Beberapa cabang di pangkas kemudian disemprotkan air hasil rendaman kulit bawang, terakhir tentang pencahayaan yang harus Pak Karto perhatikan.

Pak Karto berhasil mengembalikan kehidupan para tomat dalam beberapa minggu dan kini tomat siap di panen.

Tomat: Terima kasih Tuan, karena daya pikir kritis Tuan akhirnya aku bisa sembuh.

Tomat-tomat yang lain pun sama bersyukurnya. Kini, tomat bisa kembali bertemu cabe guna memberikan rasa dan warna untuk para pelakon hidup.

Posting Komentar

6 Komentar