Asalamualaikum ya ukhti
Siti Aflahah, semoga diri mu berada dalam keadaaan yang tercukupi segala
kebutuhannya, terlebih lagi semoga selalu dalam lindungan Allah Swt. Aamiin.
12-12 merupakan angka
yang menjadi keberuntungan buat mu, pikir ku. Apatah lagi angka itu selalu kau
ulang dengan penuh kebahagia dan keharuan terlebih lagi saat kau selalu
bersyukur. Kau selalu mempunyai mimpi yang indah yang kau susun sedemikian rapi
untuk hidup mu di hari depan.
Kau gadis yang menyukai
warna biru, aku juga penyuka warna itu hanya saja sekarang aku lebih cenderung
mengilai warna merah muda yang lembut. Warna biru, akhir-akhir ini aku selalu
mencari histori mengenainya ada apa si dengan warna biru yang begitu kau gilai.
Yah! Akhirnya aku menemukannya di salah satu blog yang sering ku kunjungi.
Biru: Memberikan kesan Komunikasi, Peruntungan yang baik,
kebijakan, perlindungan, inspirasi spiritual, tenang, kelembutan, dinamis, air,
laut, kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian,
panutan, kekuatan dari dalam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri,
kesadaran, pesan, ide, berbagi, idealisme, persahabatan dan harmoni, kasih
sayang. Warna ini memberi kesan tenang dan menekankan keinginan. Biru tidak
meminta mata untuk memperhatikan. Obyek dan gambar biru pada dasarnya dapat
menciptakan perasaan yang dingin dan tenang. Warna Biru juga dapat menampilkan
kekuatan teknologi, kebersihan, udara, air dan kedalaman laut. Selain itu, jika
digabungkan dengan warna merah dan kuning dapat memberikan kesan kepercayaan
dan kesehatan. Sedikit terlihat di diri mu, pantas kau mengilainya dengan
sangat.
Aku tak akan bercerita
panjang lebar seperti biasanya tenang saja bacanya. Lewat tombol-tombol huruf
yang menjadikan jari jemari ku mampu menuliskan kata membentuk kalimat yang
bisa dimaknai oleh mu ingin ku ucapkan “SELAMAT MILAD SAUDARA KU”. Aku kebinggungan entah kata apa yang pantas
ku ucapkan untuk mu wahai saudara ku. Namun ku beri kau ucapan itu anggap saja
aku mendoakan mu, tentunya mendoakan dalam kebaikan.
Di usia mu sekarang
yang genap 22 tahun, ternyata kau sudah tua yahh. Hahaha. 22 tahun menapaki
dunia ini semakin mengurangi waktu mu di dunia ini, namun kau menghabiskannya
dengan cara yang cerdas dibanding diri ku, tampak, sangat tampak dari
tindakan mu, prestasi-prestasi yang sempat kau raih, dan tak luput dari
perhatian penuh mu untuk ku.
Selalu mengingatkan ku akan
adanya Tuhan yang telah ku berjanji padanya untuk bersujud. Mengingatkan akan
adanya amanah dari kedua orang yang ku cintai di dunia ini dengan tidak
bermalas-malasan dalam menempuh ilmu yang akan aku gunakan kelak ketika ku
mengabdi. Dan satu hal dari mu, kau tak pernah bosan-bosannya mengarahkan hidup
ku yang tak memiliki arah. Tak pernah meninggalkan ku walau diri ku penuh
dengan kekurangan.
Aku bukan lah saudara kandung mu
walaupun aku menganggap mu begitu. Aku bukanlah teman yang cukup dekat bagi mu
walaupun bagi ku, iya kau teman dekat ku. Dan aku bukan lah seseorang yang
cukup baik untuk mu. Tidak juga begitu penting mungkin. Tapi suatu kesyukuran
aku bisa mengenal mu, belajar banyak hal dari mu. Hehehe, aku lebay ya. Maafkan
aku aku tidak sempat membelikan mu kado yang indah di hari kau mengulang
tanggal kelahiran mu, bukan itu saja aku juga tak mengucapkan “selamat” baik
itu melalui pesan singkat atau pun suara lewat telepon genggam ku. Karena pikir
ku bukankah doa yang diam itu jauh lebih memesona dibandingkan dengan ucapan
“selamat untuk mu”.
Ternyata hati itu begitu lembut
dan membutuhkan kasih. Memperlihatkan kasih itu akan menambah keakraban di
antara kita. Maka akan ku tunjukkan itu lewat kesukaan ku yaitu menulis. Akan
ku doakan diri mu semoga hari-hari mu
kedepan jauh lebih bermanfaat bagi mu, keluarga mu, bangsa mu dan Negara mu,
dan yang paling utama dan diutamakan kau harus bisa menjadi sosok muslimah yang
selalu aku kagumi dalam bertakwa kepada-Nya.
Dari ku kawan yang menyayangi mu
dalam bungkamnya. Semoga tali silaturahmi diantara kita akan tetap terjalin
indah walau pun badai keegoisan selalu melanda.
Makassar, 12 Desember
2014
0 Komentar