Ad Code

Responsive Advertisement

Ketakutan










Senin membuat terik mentari menjadi pekat mendung, abu-abu yang kelam. Ketakutan menjalar kuat memenuhi alam pikiran yang juga mengambil kekuatan tubuh. 

Memilih menjadi mandiri di tengah kota besar Indonesia timur bukanlah hal yang mudah bagi para pemilik uang pas-pasan. Belajar sambil mengajar adalah jalan ninja perempuan yang sudah tumbuh mencicipi asam garam kehidupan serba dicukupkan. Dia memilih melanjutkan kuliah ditengah tabungan yang sudah kosong karena membayar itu-ini dan membeli keperluan yang mendesak. 

Senin malam ia mendengar semua pintu kamar diketuk oleh bapak pemilik kos untuk menagih pembayaran kamar kos yang sudah jatuh tempo. Ia ketakutan sampai-sampai dadanya sesak, karena ia takut sekali ditagih. Entah memori apa yang membuatnya terpicu akan hal tersebut. Erlis menahan kepanikan dan ketakutan yang membuat dirinya lemah hingga sulit bernapas. Semalaman ia menahannya dan mencoba untuk baik-baik saja karena senin ia harus mengajar. 

Keesokan pagi, ia berhasil membayar kos hasil uang sedekah yang diberikan oleh manusia baik yang ia kenal. Syukurlah, sosok tersebut masih mau membantunya, dalam hati Erlis mendoakan orang tersebut dengan sangat khusyuk "semoga segala kebaikan selalu melimpah kepadanya, dan berikanlah rahmat disetiap langkah kakinya, jauhkan ia dari marah bahaya, aamiin Ya Rabb. Ada lega yang hadir di hatinya, meskipun demikian, kepanikan dan ketakutannya masih belum reda. 

Erlis merupakan sosok yang memiliki ketakutan berlebih akan hal hutang, ia pernah mengalami kondisi kekurangan saat kecil yang dimana keluarganya  dilecehkan karena tidak punya. Hal itu bersemayam didirinya hingga dewasa. Ia juga selalu berusaha untuk kerja keras memenuhi kehidupannya sendiri agar tidak menyulitkan orang di sekitarnya, ia lelah dengan sikap sewenang-wenang orang akan dirinya jika itu menyangkut perihal uang. 

Erlis tumbuh dan besar dengan kegigihan luar biasa dan tentu saja dengan keberanian melanglang buana kemana pun. Ia tidak pernah merasakan dicari bahkan diperhatikan, karena itu ia amat senang ketika menemui orang-orang yang suka mengatur dan melarang-larangnya. Ia suka pembatasan, dan aturan. 

Ia tidak pernah mengeluh ketakutan, karena sedari kecil ia terbiasa hidup sendiri bersebab kedua orang tuanya begitu sibuk. Dan ia tidak pernah mengeluh sakit, karena sedari kecil ia dilarang sakit karena tidak ada orang yang bisa merawatnya. 

Ia tumbuh dan besar tanpa pernah merasakan manja dan merengek kesakitan kepada kedua orang tuanya. Namun, dia bertemu dengan sosok manusia berhati malaikat yang mau menerima kekurangannya tersebut, sampai-sampai ia ketergantungan dan memperlihatkan kerapuhannya yang ujung-ujungnya menjadi pengemis perhatian. Erlis menjelma menjadi perempuan manja karena menemukan tempat pulang saat ia lelah menjalani hari. 

Namun, hari senin semuanya hancur, ketakutan yang dirasakan Erlis berubah menjadi kecemasan karena kelelahan dan juga gangguan yang ia dapatkan di jalan pulang. Ia ketakutan, sepanjang jalan ia menangis, ia butuh ditenangkan dari ketakutannya yang memuncak. Ia butuh sosok yang mau dan bisa menenangkan kelhawatirannya. Hanya saja, ia tidak bisa mendapatkan itu. Hancur sudah, Erlis kembali kacau dan dihantui kemarahan karena gelisah yang tidak bisa ia ungkapkan. 

Erlis, dirimu ditakdirkan untuk tidak berbagi kepada sesama manusia. Karena hati manusia berbatas, sedang kecemasanmu belum bisa dibatasi. Maka dari itu, nikmatilah kesepian dan ketakutanmu sendiri. 

Posting Komentar

0 Komentar