Hijau. Indah sungguh pemandangan di
alam terbuka Bantimurung. Deras rintik air yang memercik menyentuh kulit ini
melewati air terjun milik alam Bantimurung. Perjalanan jauh yang ku tempuh
bersama mu ternyata akan meredamkan kelelehan ku akan penat yang terjadi di
ruas-ruas sendi tulang punggung ini dikarenakan kenderaan milik mu, yang
mengharuskan ku untuk duduk sambil menahan beban badan ini agar tidak terlalu
dekat akan punggung mu.
Ku langsung menrentakkan tangan ini
sambil menghirup udara segar yang di hasilkan oleh hijaunya tetumbuhan alam
Bantimurung. Gunung kapur mengelilingi setiap arah penglihatan ku, sungguh ku
terpukau pada alam ini.
“Bagaimana, indah kan” sambil menatap
ku
“Iya kak, sungguh indah”
“tadi kamu sempat nolak ajakan ku kan”
tersenyum tipis
“iya maaf tadinya kak aku sibuk
belajar, malas jalan-jalan tidak jelas apalagi bareng kaka”
heee! hanya itu yang sempat kau ucapkan
dan kau selalu berjalan berdampingan dengan ku. selalu setia berjalan mengikuti
arah yang ku tempuh tanpa sedikit protes dari mu.
“sungguh indah senja kali ini, ada yang
berbeda” aku tersenyum sambil menatap mu
“apa yang berbeda, bukan kah senja
selalu saja sama, datang pada waktu yang sama di setiap
waktunya”
“waktu kedatangannya yang selalu sama
membuat ku selalu menunnggu akan melihatnya, yakin akan kehadiran yang ia
berikan guna meyakinkan bahwa dia akan tiba pada waktu yang selalu ia janjikan”
“jadi apa yang membuatnya beda?”
Andai setiap pertanyaan itu butuh
jawaban ku mohon, kali ini biarkan pertanyaan ini tak memiliki jawaban. karena
dengan begitu itu akan sedikit membantu ku untuk tetap bisa mencintai senja.
dan andai kau tahu betapa ku mengagumi senja.
0 Komentar